Aikido masuk ke Indonesia pada tahun 1960-an, dibawa oleh para pelajar Indonesia yang menuntut ilmu di Jepang, yaitu: Mansyur Idham, Josef I Poetiray, Tansu Ibrahim (aliran Yoshinkan)
Seiring dengan berkembangnya Aikido di Indonesia, maka dibentuklah Institut Aikido Indonesia (IAI) untuk turut mengembangkan Aikido.
Aspirasi untuk mempertahankan rasa kebersamaan, kekeluargaan, kerendahan hati, dan saling bahu membahu dalam menolong sesama ini dituangkan dalam wadah IAI yang secara resmi berdiri pada tanggal 8 Mei 2004 dan berbadan hukum Yayasan Institut Aikido Aikikai Indonesia melalui Akta Pendirian No. 6 tanggal 8 Oktober 2013 (Notaris Aska Laksamana Putera, SH, M.Kn).
Hingga saat ini Institut Aikido Indonesia telah memiliki 83 Dojo (tempat latihan), dengan jumlah murid keseluruhan 4.325 orang yang berdasarkan tingkatannya terdiri dari 4.004 orang Mudansha, 215 orang Shodan, 68 orang Nidan, 31 orang Sandan, 6 orang Yondan, 1 orang Godan. Keseluruhannya tersebar di Jakarta, Jawa Barat (Banten, Sukabumi, Tasikmalaya, Bogor, Kota Wisata), Jawa Tengah (Purbalingga, Purwokerto, Solo), Jawa Timur (Surabaya, Malang), Kalimantan (Banjarmasin) dan Daerah Istimewa Aceh (Banda Aceh).